Di suatu zaman dahulu
Segak berdiri Duli Tuanku
Putera yang ditunggu
Bakal lahir menanti waktu
Aduhai Tuanku
Alangkah hiba dan malu
Seluruh istana rawan dan pilu
Permaisuri diam dan kelu
Melahirkan gondang yang satu
Kejam hukuman singkat
Raja murka yang teramat
Permaisuri di halau di laknat
Terseksa jiwa terasa berat
Lemah nyawa hilang semangat
Hari silih berganti
Gondang dibawa lari
Kehidupan baru dicari
Sehingga masa berlalu pergi
Istana tiada diingat lagi
Gondang dibawa lari
Kehidupan baru dicari
Sehingga masa berlalu pergi
Istana tiada diingat lagi
Tapi hidup dirundung malang
Satu hari, terbelah gondang
Timbul putera terbilang
Menghibur hati ibu tersayang
Hingga tiba waktu balasan
Satu hari, terbelah gondang
Timbul putera terbilang
Menghibur hati ibu tersayang
Hingga tiba waktu balasan
Putera mencari restu
Tinggallah ibu sementara waktu
Putera ingin mengadap Tuanku
Membela nasib derita ibu
Tiada gunanya hidup begitu
Jauh perjalanan yang sayu
Saban hari ibu menunggu
Pulangnya putera yang satu
Di cari warta di awan biru
Di lautan dalam, di tasik bayu
Anak Raja Gondang...
Saban hari ibu menunggu
Pulangnya putera yang satu
Di cari warta di awan biru
Di lautan dalam, di tasik bayu
Anak Raja Gondang...
4 comments:
Begitu sepi ruang ini..
tak saperti yang satu lagi
penuh dengan komen dari kawan yang sejiwa..
Saperti biasa sangat menarik
I am lost at sea with this old folk lore-related pandun and seloka. It looks good and sounds good but that is as far it goes with me. If I were young enough, with more energy and enthusiasm for new things I would try to learn. It is past that.
I know I can get access to this comment entry format, but not he other. And now I am having problem with in-coming mails through my jaring.
I laugh at my own ignorance when I wonder who this Raja Gondang is.
Dear Pakcik,
Suddenly I find myself wondering did your late MIL recite pantun and if she did, what was her favorite.
My late grandmas favourite gurindam was, please excuse the language...
Kentut bunga tahi
Bergurau bunga kelahi
Obviously, she abhorred unnecessary squabbles.
Post a Comment